Mukomukomangimbau.com- Sahabat,
di era digital yang serba terhubung saat ini, begadang atau terjaga semalam suntuk bukanlah hal yang langka. Banyak orang merasa kesulitan untuk tidur meski tubuh sudah lelah, bahkan sebagian terjebak dalam pola tidur yang terganggu.
Dikutip dari berbagai sumber, berikut adalah alasan yang sebenarnya menyebabkan fenomena begadang ini semakin marak :
1. Kecanduan Gawai dan Media Sosial
Sahabat, salah satu penyebab utama begadang adalah kecanduan terhadap gawai dan media sosial. Dengan kemudahan akses informasi yang tak terbatas melalui ponsel pintar, banyak orang merasa sulit untuk mematikan perangkat mereka. Aplikasi media sosial seperti Instagram, Facebook, dan Twitter menyediakan konten yang terus-menerus terbarui, membuat penggunanya merasa tertarik untuk terus menggulirkan layar hingga larut malam. Efek dari hal ini adalah berkurangnya waktu tidur, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi kualitas kesehatan tubuh.
2. Paparan Cahaya Biru (Blue Light)
Sahabat, perangkat digital seperti smartphone, tablet, dan laptop memancarkan cahaya biru yang bisa mengganggu produksi melatonin, hormon yang berperan dalam mengatur tidur. Paparan cahaya biru ini pada malam hari dapat membuat otak tetap terjaga, meskipun tubuh sebenarnya sudah menginginkan tidur. Ini adalah salah satu alasan mengapa kita sering merasa terjaga lebih lama setelah bermain gadget sebelum tidur.
3. Tekanan Sosial dan Harapan Pekerjaan
Di dunia yang semakin terhubung secara digital, banyak orang merasa tertekan untuk selalu “terhubung” dan mengikuti perkembangan informasi terkini. Bagi pekerja, pekerjaan yang dapat dikerjakan dari mana saja dan kapan saja (remote working) sering kali membuat batas antara waktu kerja dan waktu pribadi menjadi kabur. Hal ini menyebabkan beberapa orang terus bekerja hingga larut malam, merasa harus memenuhi deadline atau menanggapi email yang masuk.
4. FOMO (Fear of Missing Out)
Sahabat, FOMO adalah fenomena psikologis di mana seseorang merasa khawatir ketinggalan informasi atau pengalaman yang dibagikan oleh orang lain, terutama di media sosial. Hal ini dapat membuat seseorang terus terjaga, memeriksa ponselnya secara berkala, dan merasa bahwa mereka harus tetap terinformasi meskipun sudah larut malam. Keinginan untuk tidak ketinggalan ini sering kali membuat seseorang sulit untuk tidur tepat waktu.
5. Peningkatan Stimulasi Mental
Konsumsi konten digital, seperti video, game, atau diskusi yang intensif, bisa merangsang otak dan membuatnya tetap aktif. Ketika seseorang terlibat dalam kegiatan yang sangat merangsang atau menantang, seperti bermain game atau menonton film seru, tubuh dan pikiran menjadi lebih terjaga. Hal ini memperburuk kualitas tidur dan dapat membuat seseorang merasa lelah namun tetap terjaga.
6. Gangguan Kualitas Tidur
Tidak sedikit orang yang merasa tidak bisa tidur meskipun merasa lelah. Gangguan tidur semacam ini bisa disebabkan oleh kebiasaan begadang yang terus-menerus. Stres, kecemasan, atau pola hidup yang tidak sehat, seperti makan terlalu malam atau mengonsumsi kafein di sore hari, juga berperan dalam mempengaruhi kemampuan seseorang untuk tidur nyenyak.
7. Perubahan Pola Hidup dan Kebiasaan
Pandemi COVID-19 dan pembatasan sosial membuat banyak orang beralih ke rutinitas baru yang lebih fleksibel. Bekerja dari rumah atau tidak memiliki aktivitas sosial di luar rumah terkadang membuat orang kehilangan struktur waktu yang biasanya membantu mereka tidur lebih awal. Kebiasaan tidur yang berubah ini bisa menyebabkan kita lebih cenderung begadang, karena tidak ada rutinitas yang membatasi.
Sahabat, dengan memanfaatkan teknologi dengan bijak dan menjaga keseimbangan antara dunia digital dan kebutuhan tidur yang cukup, kita dapat memperbaiki kualitas hidup dan tidur yang lebih sehat di era digital ini.










